Tuesday, October 28, 2008
Netbook, Solusi One Laptop Per Child
Perkembangan teknologi mau tak mau menjadikan laptop atau notebook sebagai kebutuhan dasar dari kegiatan pendidikan dasar. Laptop saat ini bukan hanya monopoli kebutuhan para pebisnis atau mahasiswa saja. Mau tak mau, anak-anak juga memerlukan notebook sebagai alat penunjang pendidikan. Sudah bukan jamannya lagi pendidikan dasar hanya disampaikan melalui papan tulis atau pekerjaan rumah yang ditulis lewat buku catatan konvensional. Teknologi komputer dan internet sudah saatnya utuk diperkenalkan mulai dari usia dini.
Pentingnya laptop bagi anak-anak sudah mulai dikemukakan oleh sebuah organisasi nirlaba sejak lama melalui program OLPC (One Laptop Per Child), atau satu laptop untuk tiap anak. Jika program ini berhasil, maka selanjutnya pengenalan teknologi komputer dan internet akan dapat dengan mudah diaplikasikan pada pendidikan dasar. Melalui email misalnya, anak-anak dapat mengumpulkan pekerjaan rumahnya dan memperoleh pekerjaan rumah baru. Di sekolah laptop masing-masing anak dapat terhubung melalui jaringan wireless dan guru dapat memberikan materi dengan mudah dan jelas, sambil menerangkannya secara lisan. Selain itu daya kreativitas anak-anak dapat terbentuk dan mampu untuk mengeksplorasi komputer dan internet lebih dalam. Selanjutnya maka tidak ada lagi istilah gaptek alias gagap teknologi bagi generasi muda suatu bangsa.
Perkembangan teknologi laptop telah melahirkan terobosan baru platform laptop netbook, atau yang sering disebut subnotebook alias notebook mini. Selain menawarkan harga yang lebih ekonomis, netbook juga menawarkan performa komputer yang standar dan memadahi. Saat ini telah beredar netbook dengan berbagai merk, diantaranya MSI Wind, Acer Aspire One, Asus EeePC, Axioo Pico, dll. Kisaran harga yang ditawarkan saat ini mulai dari $450-$600. Menurut pendapatku, harga tersebut sudah termasuk murah namun masih belum terjangkau untuk mendukung program OLPC ini. Akan tetapi diperkirakan dalam satu tahun ke depan harga netbook akan mencapai kisara $200 bahkan lebih. Semoga hal ini dapat segera terealisasi.
Performa netbook yang tidak bisa dibilang minim ini salah satunya didukung oleh tertanamnya prosesor Intel Atom. Prosesor mikro dengan konsumsi daya rendah tersebut saat ini paling tinggi berjalan pada frekuensi 1,6 Ghz dengan memori cache 512KB atau sekitar 1/4 dari cache Inter Core 2 Duo pada umumnya. Dapat disimpulkan performa netbook dengan Intel Atom dapat dibandingkan dengan komputer konvensional dan sangat efektif untuk kegiatan komputasi dasar. Ada salah satu komentar yang menyatakan bahwa netbook dengan Intel Atom adalah notebook standar tapi berbentuk mini, atau dapat dikatakan tidak ada yang berbeda. Generasi selanjutnya dari Intel Atom sedang dikembangkan, yaitu Inter Atom Duo. Kabarnya AMD juga sedang mengembangkan prosesor serupa yang dikhususkan untuk netbook.
Hard disk yang tertanam pada netbook ada dua macam, yaitu HDD dan SSD. HDD merupakan hard disk yang lazim dijumpai pada notebook atau PC pada umumnya. Kelebihannya adalah kapasitasnya yang besar, harganya yang terjangkau, juga write dan read speed yang cukup cepat. Namun hard disk jenis HDD sangat boros dalam konsumsi daya, suara yang bising dan memeliki beban yang cukup berat untuk netbook. Pilihan kedua adalah SSD, storage device jenis baru yang diklaim lebih ringan, hemat daya, tidak bising akan tetapi cukup mahal harganya untuk kapasitas yang lebih tinggi, juga read dan write speed yang lambat. Tentunya kedua tipe hard disk ini memiliki penggemarnya masing-masing.
Ukuran netbook yang mini dengan layar 7 inchi hingga 10 inchi dan beban yang beratnya sekitar 1 kg memiliki keuntungan dari segi mobilitas. Ukuran yang mini memungkinkan anak-anak untuk membawanya dengan mudah kemana-mana. Selain itu netbook juga rata-rata tidak cepat panas dengan daya baterai yang mendukung pemakaian 2-3 jam untuk baterai 3 cell dan 5-6 jam untuk baterai 6 cell. Sesuatu yang mini dan ringkas memang selalu dibutuhkan untuk mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu saat ini netbook begitu laris di pasaran. Akan tetapi ukuran layar yang kecil kadang menjadi masalah bagi yang memiliki keterbatasan penglihatan. Tentunya hal ini perlu dipikirkan solusinya.
Pengembangan dan inovasi netbook pada masa mendatang tentunya menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Suatu saat bukan tidak mungkin bahwa netbook mampu menggeser notebook dengan penawaran harga dan kepraktisannya. Pemerintah Indonesia juga perlu untuk merealisasikan program OLPC dengan memanfaatkan keberadaan netbook ini. Anggaran dana pendidikan pendidikan yang mencapai Rp 200-300 triliun, paling tidak mampu memberikan gratis netbook seharga Rp 3 juta saja. Dengan dana Rp 3 triliun akan dapat mengakomodasi kebutuhan 1 juta anak sekolah. Apalagi bila di masa datang harga netbook turun menjadi sekitar Rp 2 juta. Yah, semoga saja ini mampu terealisasi suatu saat nanti. Bagaimanapun juga generasi muda yang berkualitas mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang terbaik suatu saat kelak.
Update:
Sebenarnya organisasi OLPC (One Laptop Per Child) telah lama meliris OLPC XO-1 Laptop yang tiap unitnya seharga $100 dan berplatform netbook UMPC. Laptop yang dipersenjatai AMD Geode LX-700 433Mhz ini diberikan secara gratis oleh OLPC bagi anak-anak di berbagai belahan dunia setiap ada donatur yang memberikan sumbangan. Namun laptop ini begitu banyak memiliki keterbatasan diantaranya karena menggunakan sistem operasi Linux berbasis Fedora yang tidak begitu populer. Kabarnya akan diliris adaptasi Windows XP yang akan ditanamkan pada laptop ini. Kelengkapan OLPC XO-1 Laptop diantaranya adalah wireless connection (wifi), webcam, 256MB RAM, 7,5"display dan dukungan USB/SD Card. OLPC akan segera meliris OLPC XO-2 yang masih diproduksi oleh Quanta Computer. Ketika tulisan ini dibuat Indonesia belum termasuk negara yang mendapatkan dukungan dari OLPC, padahal hal ini begitu dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia. Untuk itu salah satu solusinya adalah pemerintah berusaha mengadakan alternatif netbook lain sebagai adaptasi dari program OLPC atau berusaha membeli OLPC.
Labels:
cool stuff,
indonesian,
living,
social interest
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment