Monday, October 06, 2008

Lost and Found


Nampaknya beberapa hari ini bisa dikatakan hari sialku. Setelah tragedi blender yang bikin rumah kotor semua dan bikin aku jadi harus bersih-bersih rumah, giliran flash disk aku yang tiba-tiba hilang data. Ya, beneran hilang, dan yang tersisa hanyalah karakter huruf aneh berbentuk folder-folder dan nggak bisa diakses. Istilah kerennya, kondisi ini dinamakan Partition Lost and Misread dan apapun itu udah sukses buat aku uring-uringan, kalut, dan marah-marah seharian. Setelah dipikir-pikir apa ya gunanya itu? Buang-buang energi aja.

Semenjak nemuin flash disk aku yang bermasalah ini aku mencoba postive thinking, yah mungkin aja drive usbnya baru error bentar. So, aku coba di komputer lain dan hasilnya sama, saat itulah aku mulai panik. Harus gimana nieh? Data penting semua ada disitu. Aku akhirnya cari akal dan coba pinjam program unerase di rental disk. Hasilnya semua nihil, program-program nggak ada yang bisa ngobatin flash disk aku tersayang ini. Aku makin putus asa, aku coba untuk kerahin segala yang aku tahu. Dan aku sadar mendadak jadi geblek dan itu menyakitkan sekali. Kejadian kayak gini udah pernah aku alami dulu sebelumnya, cuma aku lupa cara ngobatinnya.


Setelah segala macam program aku instal dan segala jenis command aku ketik nggak ada hasilnya semua, aku mulai bener-bener putus asa. Stres udah sampai diubun-ubun kepala, tinggal menunggu meledak. Bodohnya aku juga sih, belum sempat backup semua data ke CD. Memang sampai saat ini keadaanku yang belum punya komputer menjadi hambatan dan ancaman terbesar dari keselamatan data-data pentingku. Dulu, pamanku pernah dengan sengaja menghapus hampir seluruh data penting berikut dokumen-dokumen penelitian yang seluruhnya aku simpan di komputernya. Karena peristiwa itu aku selalu paranoid, dan my biggest fear terjadi hari ini. Flash disk, satu-satunya media penyimpanan yang aku andalkan tiba-tiba nggak mau berkompromi dan dengan seenaknya ngambek.

Emosi yang udah diubun-ubun kepala udah meledak. Siapa aja jadi sasaran, dan mendadak aku nggak mau ada orang dideketku. Ketika udah mulai dingin emosinya aku putuskan untuk mandi, setelah seharian nggak mandi (jorok!). Mandi memang membuat pikiran jernih dan emosi turun, sekarang tinggal rasa sedihnya. Cara mengatasinya yang mencoba ikhlas aja dan merelakan apa yang datang untuk hilang atau pergi. Ya itulah hidup, selalu datang dan pergi, nggak ada yang abadi. Sejujurnya kehilanganku saat ini masih bukan apa-apa dibanding apa yang dirasain orang-orang yang kehilangan sesuatu yang lebih besar.

Ternyata keikhlasan menerima sesuatu membuahkan hasil. Malamnya ketika buka internet, aku coba masukin keyword ke Google "flash disk data hilang fat12 recovery" dan voilĂ  aku menemukan blog yang membahas masalah yang sama sepertiku. Dalam blog itu dijelaskan manfaat dan keunggulan dari program "Power Data Recovery" yang mampu membackup seluruh file yang terkena corrupt pada berbagai jenis partisi. Feeling aku program ini mampu menjadi superheroku, dan ternyata feeling itu benar. Aku coba versi trial program ini dan bekerja dengan bagus, hampir seluruh file yang corrupt dapat ditampilkan dan disimpan kembali. Gimana nggak seneng coba? Memang sesuatu yang diatasi dengan kepala dingin pasti akan mudah menemukan jalannya. Hari ini memang bener-bener pelajaran yang berharga buat aku. Moga-moga lain kali aku bisa lebih bijak.

PS: Buat temen-temen dan adik-adikku yang sempet aku omelin, mohon maaf ya atas kekhilafanku.

3 comments:

  1. saya sampai lupa bagaimana ya hidup saya dulu tanpa si Google itu?
    Bener-bener sebuah ketergantungan yg manis...

    ReplyDelete
  2. Wah, suatu kisah yang membuktikan bahwa hidup kita semakin terintegrasi dengan alat yang namanya computer. Kehilangan handphone, rusaknya hard disk, kena program virus bisa berpengaruh pada hidup kita. Kalau jaman dahulu kita hanya tergantung dengan belas kasihan alam, di jaman modern di mana alam sudah hampir ditaklukan, kita malah tergantung pada alat buatan kita sendiri 0-).

    Tapi di lain pihak, apapun informasi yang kita butuhkan hampir semuanya tersedia di dunia virtual. Kalau dahulu kita bergantung pada "guru" untuk bertanya di jaman modern, "guru" itu merupakan kumpulan individu2 di seluruh dunia. Fenomena yang menarik ya......

    ReplyDelete
  3. @astrid savitri
    saya sendiri juga nggak bisa membayangkan hidup tanpa google mbak, mungkin bisa tersesat di dunia maya, apalagi kalo tanpa facebook dan blogger... bisa mati kesepian

    @duco
    memang semakin lama hidup manusia tergantung pada alat, ya kemajuan suatu peradaban memang menimbulkan fenomena yang menguntungkan sekaligus merugikan.

    ReplyDelete