Wednesday, October 01, 2008

Membedah Mata


Mata itu cerminan hati, ungkapan ini memang aku akui kebenarannya. Melalui mata manusia mampu melihat apa yang ada dibalik hati seseorang. Hal ini mungkin akan menjadi mengerikan atau menguntungkan bagi sebagian orang. Mata memang sulit sekali berbohong. Untuk itu seringkali aku melihat di televisi para penjahat menutupi wajah atau matanya karena merasa takut untuk orang lain melihat suatu kebenaran yang terpancar melalui matanya. Kekuatan mata memang begitu fantastis, ia adalah pintu gerbang dari segala sesuatu yang bersifat visual, letaknyapun berada di area otak.

Beberapa orang mampu untuk melihat seseorang itu berbohong melalui gerak-gerik bola mata. Konon katanya orang yang berbohong bola matanya cenderung ke arah kanan. Bola mata ke arah kanan menunjukkan seseorang sedang berusaha untuk menciptakan atau memikirkan hal-hal yang baru, oleh karena itu banyak seniman maupun ilmuwan yang bola matanya condong ke kanan saat sedang berpikir. Sinar mata juga merupakan suatu sarana untuk melihat maksud dan niat dari seseorang. Konon ada semacam kekuatan dan energi yang terpancar dari sinar mata manusia. Energi ini dapat berupa energi positif maupun negatif, orang yang bermaksud untuk berbuat kejahatan biasanya pancaran sinar matanya negatif. Memang begitu hebat kekuatan dari mata itu.


Mata juga merupakan alat komunikasi non-verbal yang efektif. Melalui kontak mata seseorang akan mampu menyampaikan maksud dan tujuannya kepada orang lain. Tidak ada bahasa yang secara spesifik menjelaskan bagaimana suatu kontak mata dapat menjelaskan sesuatu. Segalanya terjadi secara naluriah dan tanpa disadari, seperti ada kamus yang telah terekam di dalam otak manusia. Aku mengalaminya sendiri, saat sedang berkomunikasi dengan seseorang, ia mampu mengerti maksudku dengan jelas melalui kontak mata.

Banyak orang menganggap, memiliki organ penglihatan berupa mata adalah sebuah anugerah terbesar dari Sang Pencipta. Begitu banyak hal yang mampu dilakukan dengan bantuan penglihatan mata, bahkan hampir seluruh aktivitas manusia bergantung pada penghlihatan. Namun tak sedikit pula yang menganggap ini sebuah kutukan. Melalui mata terkadang manusia melihat suatu keburukan, pornografi misalnya. Orang yang buta semenjak lahir mungkin tidak akan pernah bisa membayangkan tubuh molek telanjang seorang wanita atau tubuh kekar seorang lelaki yang tanpa busana. Ya, itu hanya salah satu sisi saja, masih banyak keburukan-keburukan lain yang bisa dilihat melalui mata.

Pada salah satu episode "Para Pencari Tuhan Jilid 2" aku teringat ketika ada seorang buta ditanyai oleh dua orang wanita, "Bagaimana sih rasanya menjadi buta?". Dengan bangganya seorang buta menjawab, "Saya merasa begitu bersyukur menjadi buta, karena dengan itu saya telah terhindar dari segala macam dosa yang berhubungan dengan mata, saya telah terhindar dari tanggung jawab manusia untuk memiliki suatu penglihatan". Sungguh memang segala sesuatu itu memiliki tanggung jawab. Untuk itu pergunakanlah apa yang menjadi tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya.

Sumber Gambar:
DeviantArt
Corbis

3 comments:

  1. Kalau mata begitu penting, lantas kenapa orang harus marah ya saat diteriaki 'matamu!' :)

    ReplyDelete
  2. @astrid savitri
    Mungkin karena begitu penting itulah jadinya orang merasa terintimidasi kalo kebanggaannya itu disebut-sebut apalagi menjadi umpatan....
    iya to mbak :)

    ReplyDelete
  3. Wah menarik nih bahasannya. Yang selalu menjadi pertanyaan bagi saya itu proses menterjemahkan yang kita lihat pada emosi kita ya.

    Contohnya kalau kita menilai seseorang itu cantik mungkin kita sudah sering melihat wajah orang sehingga kita mempunyai referensi tentang yang cantik itu bagaimana. Tapi bagaimana dengan orang buta ya, toch kita sering mendengar dari orang buta bahwa isterinya cantik. Apa ya yang menjadi patokan cantik mereka.

    Atau kalau kita melihat warna merah, emosi kita bisa berbeda dengan apabila kita melihat warna biru. Kalau kita berkata pada orang buta tentang warna merah, apa ya yang muncul dalam pikirannya. Apakah kata itu tidak ada artnya bagi mereka atau mereka mempunyai interpretasi yang unik he..he...

    ReplyDelete