Sunday, November 09, 2008

Asal British

Pada suatu tayangan iklan produk seluler di televisi:
"Hallo mister... Agus!"
"Me? Good-good only"
"Talking-talking... You know, David Beckham?"
"Say hello from Agus ya!"
Budaya berbahasa Indonesia saat ini udah kacau banget. Penggunaan istilah asli bahasa Indonesia udah mulai ditinggalkan dan dianggap kuno. Masyarakat Indonesia saat ini lebih senang memakai kata "sharing" daripada "berbagi" atau "education" daripada "pendidikan". Sebagai blogger, aku kadang juga merasa bahwa aku ikut-ikutan budaya ini. Padahal itu sangat-sangat mengancam eksistensi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Punahnya Bahasa Indonesia berarti adalah punahnya kepribadian bangsa Indonesia. Apa lagi yang bisa dilakukan selain menyelamatkannya sebelum terlambat.

Badan Pengembangan Bahasa Indonesia sendiri telah setiap waktu berusaha untuk menemukan atau menciptakan padanan istilah asing yang masuk dalam budaya bangsa Indonesia. Misalnya adalah penemuan istilah "galat" untuk menggantikan istilah "error" yang saat ini sangat luas dipergunakan. Namun nampaknya itu hanya akan berakhir sebagai penemuan tak bermanfaat saja, karena kurangnya sosialisasi. Sosialisasi untuk menggunakan padanan kata Bahasa Indonesia sebenarnya ditujukan agar nantinya masyarakat lebih familiar dan akhirnya akan tercipta rasa bangga berbahasa Indonesia. Selain itu pemuktahiran Bahasa Indonesia dan penggunaannya secara luas akan mencegah kemungkinan bahasa ini akan punah di kemudian hari.


Sebagai contoh bisa dilihat dari langkah modernisasi bahasa yang disosialisasikan Mustafa Kemal Atatürk untuk bangsa Turki. Beliau mencoba memperkenalkan alfabet baru sebagai pengganti penggunaan abjad Arab dan memperkenalkan istilah baru yang lebih "Turki" untuk menggantikan istilah-istilah yang merupakan pinjaman dari bahasa lain. Sehingga sampai-sampai beliau dijuluki sebagai bapak Turki yang menjadikan Turki menjadi lebih modern dan nasionalis. Dan langkah beliau ini terbukti sukses membawa Turki menjadi bangsa dan negara yang maju dengan rakyat yang bangga menggunakan bahasa Turki meskipun tidak berada di negara Turki sekalipun. Hal inilah yang sebenarnya patut dicontoh oleh bangsa Indonesia. Sayang sekali sampai saat ini Mustafa Kemal Atatürk hanyalah satu-satunya dan hanyalah milik Turki. Semoga saja nantinya akan ada Mustafa Kemal Atatürk yang lainnya di Indonesia.

Keparahan dan kekacauan yang terjadi dalam ber-Bahasa Indonesia, yaitu dengan penyisipan istilah asing (atau lebih dikenal sebagai Gado-Gado bahasa) seringkali dibarengi oleh kesalahan penggunaannya. Bahkan pengejaannya dan lafalnya seringkali tidak beraturan dan tidak tertata. Ini akan menimbulkan kesan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang tidak terstruktur dan memicu orang untuk terus salah menggunakannya. Akibatnya mungkin akhirnya Bahasa Indonesia hanya akan berakhir sebagai bahasa Kreol.

Saya sungguh benar-benar malu. Sedikit banyak budaya ini sudah mempengaruhi saya dalam menulis atau berbicara. Budaya salah ini pada dasarnya didasari oleh anggapan bahwa menggunakan istilah asing akan terasa selangkah lebih maju dibanding orang lain. Padahal belum tentu yang diajak berbahasa mengerti apa yang dimaksud. Dan saat sudah mengetahui artinya, akhirnya merekapun ikut-ikutan untuk menggunakannya. Oleh mereka istilah-istilah yang dulunya lazim digunakan, suatu saat menjadi istilah yang terasa aneh dan terlupakan. Akhirnya Bahasa Indonesia hanya akan dipenuhi istilah-istilah asing dan semakin berkurang kosa kata asalnya.


Sebenarnya artikel ini bukan ditujukan untuk menanamkan sikap anti bahasa asing. Namun lebih pada sosialisasi penggunaan bahasa yang baik dan benar. Jika memang berniat berbahasa Inggris, Spanyol atau yang lain, gunakan pada kalimat secara utuh dan berusaha mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Atau bisa juga mencoba langkah seperti dalam kalimat ini "Bahasa Jawa adalah bahasa yang lazim digunakan oleh suku Jawa, suku indigenous atau suku asli pulau Jawa bagian tengah dan timur. Kata indigenous disini disertai dengan padanan kata "asli" sehingga penggunaannya dapat sekalian dikenal dan disosialisasikan. Pengembang bahasa juga harus lebih aktif bekerja untuk mencari padanan kata istilah asing dalam Bahasa Indonesia, tentunya juga harus dibantu oleh seluruh bangsa Indonesia kan. Bagaimanapun ini adalah bahasa kita semua!

Intinya boleh saja menggunakan bahasa gaul atau gado-gado, tapi sebagai orang Indonesia yang baik, bahasa formal tetap harus selalu dipelajari dan dipahami. Sehingga berbahasa Indonesia itu tidak asal british dan ngawur-ngawuran. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar niscaya lebih dihormati oleh bangsa asing. Sebab itu akan menunjukkan pribadi bangsa Indonesia yang bangga karena memiliki bahasa Indonesia. Marilah berbahasa Indonesia yang baik dan benar!

NB : Jujur, artikel ini nampar banget ketika sedang kupikirkan dan akhirnya kutulis. Semoga dengan artikel ini, pembaca maupun aku sendiri bisa semakin memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Komentar, saran dan sudut pandang lain dibuka lho untuk disampaikan oleh semua pembaca!

5 comments:

  1. Setuju banget. Tingkat intelek manusia sering diukur oleh seberapa akuratnya kita dalam menuangkan jalan pikiran kita dalam kalimat. demikiaan pula dengan bahasa. Bahasa Latin, yang tidak dipergunakan sebagai bahasa percakapan, dianggap sebagai bahasa yang paling akurat untuk menuangkan ide-ide kita naka dari itu masih dipelajari sampai saat ini.

    ReplyDelete
  2. @duco
    kalimat apapun jika disampaikan dengan bahasa yang kaidahnya benar maka akan mudah dipahami dan menunjukkan tingkat intelegensi penuturnya.

    saya sempat belajar bahasa latin, tapi susah!
    makasih udah mampir

    ReplyDelete
  3. betul itu.. saya juga sedikit risih dengan anak2 zaman sekarang. tidak hanya b.inggris, b. arab juga, semisal "antum gimana kabarnya", "akhwat kok belum..blablabla"... wah bener2 risih saya.

    ReplyDelete
  4. @dapat duit
    iya, gado2 bahasa kadang terasa penuh dengan arogansi... walaupun kadang mempraktekkannya saya tetep nggak begitu simpatik

    ReplyDelete
  5. merasa tercerahkan setelah membaca artikel ini.
    artikel yagn amat bagus

    ReplyDelete