Wednesday, November 05, 2008

If The World Could Vote


Baru saja seluruh warga negara Amerika Serikat dari berbagai negara bagian melaksanakan pemilihan presiden mereka yang ke-56. Pemilihan presiden Amerika Serikat telah lama menjadi buah bibir oleh banyak negara di penjuru dunia. Memang tidak ada yang lebih menghebohkan selain pemilihan presiden Amerika Serikat. Sebab Amerika Serikat dan presidennya memiliki peran besar terhadap percaturan politik dunia dan banyak bidang lain yang juga terpengaruh. Sejak lama prediksi, debat capres, juga opini masyarakat Amerika Serikat dipantau oleh banyak stasiun TV dunia. Pemilihan itu berkaitan dengan calon presiden dari dua partai berpengaruh di Amerika Serikat, yaitu partai Republik dan partai Demokrat.

Dalam pemilihan presiden Amerika Serikat kali ini ada sesuatu yang berbeda. Untuk pertama kalinya, seorang kulit hitam mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat. Calon presiden itu bernama Barrack Obama, seorang blasteran kulit hitam yang memiliki keterkaitan dengan Islam, Indonesia dan bangsa kulit putih. Dilahirkan di Hawaii oleh ayah keturunan Kenya dan ibu orang kulit putih Amerika, Obama sempat pula dibesarkan di Indonesia, meskipun sebagian besar pendidikannya ditempuh di Amerika Serikat. Sejak lama pencalonan diri Obama telah mengundang kontroversi, diantaranya adalah banyak orang mempertanyakan latar belakang agamanya dan keterkaitannya dengan Islam. Isu rasis juga menyertai pencalonan diri Obama, yang berdarah campuran dan berkulit hitam.


Namun belakangan banyak orang yang memprediksikan Obama sebagai calon kuat presiden Amerika Serikat. Krisis global yang turut membawa nama buruk bagi pemerintahan Bush dan partai Republik memberikan keuntungan tersendiri bagi Obama. Prediksi suara yang akan didapat Obama meningkat pesat. Aspirasi masyarakat untuk memilih Obama menjadi semakin tinggi. Tidak hanya di Amerika Serikat, popularitas Obama telah melanglang buana di seluruh belahan dunia. Dengan itu, peluang Obama untuk duduk sebagai presiden Amerika terbuka semakin lebar.

Belakangan banyak media Internet yang ikut mempromosikan Obama. Setelah Plurk yang memberikan layanan Plurk The Vote-nya. Kali ini aku menemukan lagi portal yang memfasilitasi seluruh warga dunia untuk ikut memilih presiden Amerika Serikat. Portal itu bernama If the world could vote?. Tentu saja seluruh warga dunia tidak benar-benar ikut memilih. Namun melalui situ ini dapat dilihat bagaimana antusias warga dunia terhadap pemilihan presiden Amerika Serikat juga untuk memilih calonnya sendiri. Melalui situs tersebut terlihat bahwa Obama mendapatkan suara terbesar oleh setiap negara di dunia. Apakah ini berarti Obama akan menang? Bisa jadi iya, apalagi jika seluruh dunia dapat benar-benar ikut memilih. Siapa tahu suatu saat Amerika Serikat mengijinkan setiap warga dunia ikut memilih.


Waktu tulisan ini dibuat, mungkin panitia pemilu sedang menghitung jumlah suara Obama dan McCain. Seluruh warga Amerika Serikat sedang berharap-harap cemas apakah calon presiden pilihannya dapat menang. Aku sendiri juga ikut cemas, tapi aku lebih cemas lagi atas nasib dunia saat ini. Semoga saja siapapun presiden Amerika Serikat yang terpilih dapat memberikan perubahan positif bagi Amerika Serikat maupun dunia. Jika memang benar Barrack Obama yang terpilih maka ia akan didampingi oleh Joe Biden dalam memimpin gedung putih. Ya semoga saja lah!

Sumber foto: Corbis dan IfTheWorldCouldVote.com


4 comments:

  1. akju dulu tertarik sama Obama, tetapi setelah membaca program dia, dan beberapa masukan dari para pakar, maka dukungan pada Obama mulai normal.

    Itu adalah urusan Amerika dan aku tidak tertarik lagi untuk mendukung Obama.

    Siapapun presiden Amerika nantinya, masih belum menjamin keamanan dunia, baik politik, sosial maupun budaya.

    Amerika memang [saat ini] sedang jadi kiblat dunia, tapi dengan adany akrisis moneter ini, maka AS sudah bukan lagi menjadi kiblat.

    Mereka sudah gamang menjadi kiblat dan sebentar lagi, mungkin akan ada kiblat yang lain.

    Semoga.
    Amin

    Salam

    eshape
    [gak donk blas, waton njeplak]

    ReplyDelete
  2. @eshape
    Oh gitu ya pak'de, waduh kalo gitu bikin aku tambah bingung aja nieh. tapi buat apa sih dibikin bingung. kalo emang benar di masa depan as bukan lagi kiblat dunia maka pilpres kali ini mungkin ngggak berpengaruh. yg jelas gimana baiknya aja itu urusan as, yg milih kan mereka. hehehe

    ReplyDelete
  3. Waktu aku tulis comment ini Obama sudah jadi president-elect. Jadi ngga usah bingung lagi, mon ami, O-). Saya kurang setuju dengan pak @eshape. Amerika mungkin akan kurang berpengaruh di dunia setelah krisis ini tapi karena negaranya sangat besar, kuat dan kaya (GDPnya berlipat di atas jepang yang merupakan negara kedua terbesar ekonominya) maka pengaruh/kiblat tidak akan hilangdalam satu dua tahun namun hanya terjadi dalam jangka ayng lebih panjang. Buktinya krisis di negaranya sudah membangkrutkan ekonomi Eropa Timur, menggoncang Jepang, Cina, India dan negara Asia lainnya. Dollarnya malah menguat terhadap valuta lain. Negara Eropa Barat yang katanya fundamentalnya kuat ikut terkena imbas (Kurs Euro yang ,elemah terhadap dollar, UBS perusahaan Swiss yang besar sekali kena masalah yang tidak disangka sebelumnya).

    kesimpulan Amerika, suka tau tidak akan tetap berpengaruh besar ditahun2 mendatang ini dan maka itu saya cenderung setuju dengan artikel Raman bahwa siapa yang menjadi presiden di US adalah penting bukan hanya untuk negara Amerika saja tapi juga untuk pengaruhnya di dunia. Dan moga2 Obama yang janji diwaktu kampanye bisa tetap konsisten denganwaktu jadi presiden ya. (walau untuk memenuhi janjinya itu bukan hal yang gampang) 0-(

    Aduh panjang moga bisa meramaikan blog ini, artikel yang aktual dan menarik nih!!!

    ReplyDelete
  4. @duco
    mungkin yang menjadi dasar pandangan apatis orang indonesia adalah politik luar negeri obama yang cenderung bersahabat dengan israel.

    tapi mungkin saja obama juga punya dasar sendiri atas keputusannya

    ya dilihat saja lah gimana perkembangannya. i could only wish for the best!

    ReplyDelete