Saturday, August 02, 2008

Rimba Belantara


Lingkungan ataupun situasi yang tenang dan damai dapat menjadi sesuatu yang begitu merugikan bagi pembentukan karakter manusia. Seseorang yang begitu terbiasa dinaungi oleh pohon beringin yang teduh akan begitu kepayahan ketika harus menghadapi teriknya sengatan sinar matahari di padang gurun yang kejam dan tak kenal ampun. Untuk itu diperlukan suatu sikap pada diri manusia untuk melakukan revolusi dan merombak karakternya agar siap dalam menghadapi situasi apapun. Cara yang paling simple adalah mencoba keluar dari comfortable zone atau zona kemapanan menuju apa yang disebut tantangan eksperimental.

Sejak lahir manusia telah tercemar oleh racun kehidupan. Setiap hari di beberapa masa dalam kehidupannya manusia diwajibkan untuk menelan pil pahit sampai akhirnya ia benar-benar kebal atas segala bentuk racun itu. Pil pahit itulah yang dinamakan cambuk untuk memulai suatu pecutan yang memompa adrenalin agar tercipta suatu gebrakan-gebrakan dalam diri manusia. Seseorang yang dibiarkan saja merasa puas dengan merangkak akan mustahil untuk berlari. Padahal hidup adalah sebuah pesawat jet dan melintas dengan kecepatan ultrasonik yang bahkan dengan berlaripun masih akan terasa begitu tertinggal. Ritme kehidupan terasa bagaikan pancaran-pancaran lampu laser yang begitu menyilaukan dan membutakan.


Penjelasan atas suatu ketidakmampuan sesungguhnya begitu irrasional untuk diterapkan pada manusia. Kelumpuhan semangat adalah jawaban atas ketidakmampuan itu. Kehidupan akan terasa lunak ketika seseorang keras terhadap diri sendiri. Namun sebaliknya hidup akan terasa begitu keras saat seseorang menanamkan sifat lunak didalam dirinya. Dunia merupakan belantara hanya menyediakan sedikit antelope-antelope untuk berpuluh kawanan singa yang lapar, selalu ada hukum rimba yang ditegakkan. Kesuksesan dan kegagalan mungkin saja dapat dikatakan sebuah takdir, namun bukan berarti manusia tidak dapat memilih. Bahan bakar dari kesuksesan adalah seseorang yang mampu mencambuk dirinya untuk mengejar mimpinya dan menentukan takdir yang dapat dipilihnya.

No comments:

Post a Comment